KYAI TANPA PESANTREN ( POTRET KYAI KUDUS )
Judul buku : Kyai Tanpa Pesantren (Potret Kyai Kudus)
Penulis : Abdurrahman Mas’ud
Co-authors : M. Rikza Chamami dan Khasan Ubaidillah
Penerbit : Gama Media
Tahun
terbit : 2013
Tebal
buku : XXIV +124 halaman
Resensator : Rosaliatul Ulfa Ardie
Kyai merupakan suatu julukan yang
diberikan kepada seseorang yang mempunyai penguasaan ilmu agama yangg lebih. Pada
dasarnya kyai selalu dikaitkan dengan pesantren namun hal ini tidak selalu benar
karena ada beberapa kyai yang tidak mempunyai pesantren. Tegasnya kyai dan
pesantren bukanlah satu paket yang selalu hadir bersama. Namun pesantren hanya
menjadi sarana pembelajaran yang biasanya diasuh oleh seorang kyai, sementara
kyai itu belum tentu dan tidak harrus memiliki pesantren. Namun media lain yang
bisa digunakan sebagian Kyai di Kudus dalam mentransfer ilmunya adalah melalui masjid,
madrasah dan panggung pengajian. Mengingat media yang digunakan sehingga
membuat sang Kyai meiliki kontribusi yang signifikan di kalangan
masyarakat.
Sosok kyai bukan hanya menjadi
seorang yang ahli dalam ilmu agama namun seorang kyai juga merangkap sebagai
imam sholat, guru mengaji, dan juga menjadi tempat bertanya bagi orang yang di
sekitarnya terutama dalam hal hukum agama, bahkan kyai juga menjadi sesosok
tabib.
Dalam buku Kyai Tanpa Pesantren
(Potret Kyai Kudus) mengingatkan kembali kepada awal mula terbentuknya sebuah
pesantren. Pesantren yang pada awalnya adalah sebuah tempat atau pondok
yang digunakan sebagai tempat sholat atau sebagai tempat berkumpul untuk
mendiskusikan suatu hal. Namun seiring berjalannya waktu pondok berubah
menjadi sebuah pesantren yang lebih luas lagi fungsinya antara lain yaitu
sebagai tempat mengenyam pendidikan agama, pendidikan karakter maupun
pendidikan formal, yang sekarang sudah banyak contoh-contoh pondok pesantren
moderen.
Di Kudus dalam buku Kyai Tanpa
Pesantren (Potret Kyai Kudus) memaparkan masih adanya sosok Kyai yang dibesarkan
tanpa adanya pesantren. Kyai-kyai tersebut adalah KH. Sanusi, KH. R. Asnawi,
KH. AbdulJalil, KH. Mawardi, KH. Arwani Amin, KH. Yahya Arief, KH. Turaichan, KH. Ma’ruf Asnawi dan KH. Sya’roni
Ahmadi.Kyai-kyai tersebut menguasai bebagai ilmu yang berbeda-beda dan variatif dan salinhg melengkapi
satu dengan yang lainnya.
Buku Kyai Tanpa Pesantren (Potret
Kyai Kudus) inimenjadi menarik untuk dibaca karena menghadirkan biografi
sosok-sosok yang besar tanpa adanya pesantren dan nyata keberadaanya walaupun Kyai-kyai tersebut
di atas pernah mengenyam pendidikan di pesantren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar