Cari Blog Ini

Selasa, 23 Juni 2015

TRADISI MENGIKAT AYAM DI NISAN

TRADISI MENGIKAT AYAM DI NISAN
LAPORAN MINI RISET
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Islam dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, M.SI
Oleh:
Rosaliatul Ulfa Ardie (133511058)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015


KATA PENGANTAR
            Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat, Taufik, dan Hidayahnya yang telah memberi kekuatan dan kesabaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan mini riset dengan judul “Tradisi Mengikat Ayam di Nisan”.
            Penulisan laporan mini riset ini disusun untuk memenuhi tugas ulangan akhir semester mata kuliah Islam dan Budaya Jawa.
            Masukan dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan penulisan laporan mini riset mendatang. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan mini riset ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, amien.
            Harapan penulis semoga laporan mini riset ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Semarang, 23 Juni 2015
  Rosaliatul Ulfa Ardie





I.                   PENDAHULUAN
Indonesia memiliki banyak keragaman, yaitu keragaman suku, ras, agama dan budaya. Salah satu pulau di Indonesia yaitu pulau Jawa juga memiliki banyak keragaman salah satunya dalam keragaman dalam kebudayaan.
Budaya Jawa merupakan hasil cipta, dan karya manusia Jawa yang tumbuh dan berkembang di pulau Jawa sebagai bagian dari peradapan masyarakat Jawa. Pada mulanya budaya Jawa sangat dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat Jawa namun seiring berjalanya waktu kebiasaan-kebiasaan itu menjadi norma atau hukum tidak tertulis yang yakini atau dijalankan oleh masyarakat tersebut.
Oleh karena itu, penulis menulis laporan mini riset yang berjudul Tradisi Mengikat Ayam di Nisan, yang di dalamnya akan dibahas mengenai tradisi tersebut yang berkembang di daerah Babalan Demak.

II.                RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pendahuluan di atas maka rumusan maslah yang akan dibahas adalah:
1.      Bagaimana sejarah munculnya tradisi mengikat ayam di nisan di daerah Babalan Demak?
2.      Apa saja perlengkapan tradisi mengikat ayam di nisan di daerah Babalan Demak serta bagaimana prosesinya?

III.             LANDASAN TEORI
A.    Pengertian Tradisi
Tradisi adalah sebuah kata yang sangat akrab terdengar dan terdapat di segala bidang. Tradisi menurut etimologi adalah kata yang mengacu pada adat atau kebiasaan yang turun temurun, atau peraturan yang dijalankan masyarakat.[1]
Secara langsung, bila data tau tradisi disandingkan dengan struktur masyarakat melahirkan makna kata kolot, kuno, murni tanpa pengaruh, atau sesuatu yang dipenuhi dengan sifat taqlid. Tradisi merupakan sinonim dari kata “budaya” yang keduanya merupakan hasil karya. Tradisi adalah hasil karya masyarakat, begitupun dengan budaya. Keduanya saling berpengaruh. Kedua kata ini merupakan personafikasi dari sebuah makna hukum tidak tertulis, dan hukum tidak tertulis ini menjadi patokan norma dalam masyarakat yang dianggap baik dan benar.
Tradisi dalam bahasa latin yaitu: tradition yang berarti “diteruskan atau “kebiasaan”. Dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya penyaluran informasi suatu tradisi dapat punah.[2]

IV.             KONDISI LAPANGAN
A.    Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Observasi lapangan untuk salah satu tugas mini riset mata kuliah Islam dan Budaya Jawa ini bertempat di desa Babalan, kecamatan Wedung, kabupaten Demak.
            Adapun waktu pelaksanaan observasi lapangan ini pada hari Selasa, 16 Juni 2015.
B.     Letak Geografis
Tradisi mengikat ayam di nisan ini merupakan tradisi yang sering dilakukan di desa Babalan, kecamatan Wedung, kabupaten Demak. Desa ini merupakan salah satu desa yang terpencil di perbatasan antara kabupaten Demak dengan kabupate Jepara, desa ini terpencil karena masih susah dalam akses transportasinya dan jalannya yang masih ala kadarnya. Namun desa ini juga terkenal karena produksi garam dan surganya para penggemar mancing.

V.                ANALISA LAPANGAN
A.    Sejarah Munculnya Tradisi Mengikat Ayam Di Nisan
Sejarah munculnya tradisi mengikat ayam di nisan di desa Babalan, kecamatan Wedung kabupaten Demak ini menurut penuturan beberapa orang karena seseorang yang ketika meninggal belum menikah (masih perjaka atau perawan) atau belum mempunyai pasangan (suami/istri) di sananya (akhirat) tidak akan mempunyai pasangan, jadi orang-orang terdahulu menggunakan ayam sebagai ganti pasanganya.
B.     Perlengkapan Tradisi Mengikat Ayam di Nisan Serta Prosesinya
Dalam tradisi mengikat ayam di Nisan ini perlengkapanya tidaklah banyak, cukup dengan ayam dan tali. Ayamnya menyesuaikan jenis kelamin yang meninggal, jika yang meninggal itu perawan maka menggunakan ayam jago (ayam jantan) begitu sebaliknya jika yang meninggal adalah perjaka maka ayamnya menggunakan ayam babon (ayam betina).
Prosesi dalam adat ini cukup sederhana dan mudah, ketika yang meninggal baik perjaka maupun perawan sudah dimakamkan lalu ayam tadi (menyesuaikan jenis kelamin yang meninggal) di ikatkan di nisan yang meninggal.

VI.             KESIMPULAN
Tradisi dalam bahasa latin yaitu: tradition yang berarti “diteruskan atau “kebiasaan”. Dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu atau agama yang sama.
Pada dasarnya tradisi itu dilakukan oleh orang-orang terdahulu karena mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Tidak khayal banyak tradisi yang menurut orang zaman sekarang tidak masuk akal, namun masih banyak dijalankan. Jadi tradisi harus terus dilestarikan karena itu merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang kita.















lampiran
BIODATA SINGKAT PENULIS

Nama                           : Rosaliatul Ulfa Ardie
NIM                            : 133511058
Kelas                           : PM-4B
TTL                             : Demak, 22 Januari 1996
Riwayat Pendidikan  : Ra Nurul Ittihad Babalan
Mi Nurul Ittihad Babalan
Mts Nurul Ittihad Babalan
Sma Islam Sultan Agung 2 Jepara
Alamat              : Babalan Rt 03 Rw 05 Wedung Demak
No Hp                         :083842331191
Email                      : rosa.ulfardie@gmail.Com





[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia: Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa, ( (Jakart:  Balai Pustaka, 2001) hlm 1208
[2] Buka Mata,  Pengertian Budaya, Adat Istiadat dan Kebiasaan, http://buka-mata.blogspot.com/2013/05/pengertian-budaya-adat-istiadat-dan.html, di akses pada tanggal 23 Juni 2015 pukul 20:56

Tidak ada komentar:

Posting Komentar